Saturday 29 July 2017

Reading a Piece of Literary Work (Islamic Perspective)

Bismillah, wabillah, walillah

Read! In the Name of your Lord, Who has created (all that exists) [Al-Alaq: 1]

Mengapa perlu membaca karya sastra?

Pertanyaan sukar, namun kerap dilontarkan.Kami ajukan beberapa reasonings.
Pertama, mengapa kita perlu membaca? Kita memiliki landasan teologis untuk itu. Ayat pertama berisi perintah membaca (iqro). In the broadest sense, 'iqro' bisa dipahami sebagai membaca, mengobservasi, atau meneliti. Yang dibaca juga tidak selalu berupa teks tertulis. Kita ke pantai di Bali, pantai itu adalah sebuah teks. Monas di Jakarta, itu juga sebuah teks. Jadi 'teks' itu memiliki makna yang begitu luas. 

Kedua, apa pun yang kita baca, teks apa pun itu, kita perlu memulainya dengan Bismillah. Kita mencari ridho Allah dalam setiap aktivitas yang kita lakukan, termasuk ketika membaca. Ada sebuah tradisi, seorang pebelajar memulai pembacaannya, terhadap teks apa saja, dengan membaca Bismillah dan mengirimkan kebaikan surah Al-Fatihah bagi author(s), jika yang dibaca berupa buku, jurnal, artikel, dsb.


Ketiga, dalam tradisi Islam dikenal istilah ilmu kasbi dan ilmu wahbi (atau ilmu laduni, atau ilmu mukasyafah). Ilmu kasbi kita peroleh dari kegiatan instruction (teaching + learning), kegiatan klasikal formal atau informal. Kita memperolehnya dari guru, buku, diskusi, seminar, workshop, dsb. Sedang ilmu wahbi diperoleh 'langsung' dari Allah. Ilmu jenis ini adalah anugerah yang diberikan Allah kepada orang-orang yang mendekatkan diri pada-Nya. Ada kisah menarik dari tradisi Sufi yang diceritakan Rumi terkait dengan perbedaan antara ilmu kasbi dan ilmu wahbi.  (Googling aja, judulnya 'The Chinese and the Greek Artists"). So, dengan membaca Bismillah, kita berharap Allah tidak hanya memberi pengetahuan berupa ilmu kasbi, namun juga anugerah berupa ilmu wahbi. 

Keempat, karya sastra berbeda dari jenis teks lainnya. Ia ditulis untuk berbagi rasa dan berbagi nilai. Kita mengenal universal values, atau nilai-nilai yang berlaku umum seperti kejujuran, keberanian, pengorbanan, dsb. Kita juga mengenal perbedaan nilai dan pentingnya kegiatan 'saling-mengenal' (cross cultural understanding). Jika membaca sastra yang konfigurasi nilainya berbeda dari yang kita anut, niatkan saja lita'aarafuu. Jika ternyata konfigurasi nilainya sama dengan yang kita anut, ambil sebagai penguatan. Yang penting, pembacaannya diawali dengan Bismillah.

The point is, membaca itu baik. Lebih baik lagi jika kita menyadari landasan teologis di baliknya. Paling baik jika segera ambil teks lalu mulai membacanya by reciting Bismillahirrohmaanirrohiim.

Last but not least, mengapa ayat pertama adalah perintah membaca? Seorang syeikh berkata, "Jika Anda ingin bahagia dunia dan akhirat, jalan yang mesti Anda tempuh adalah membaca."  

Selamat membaca!

Bela Diri di Perumahan Metro Indah

Prolog Anak-anak kini semakin rentan di-bully oleh sebaya atau pun orang dewasa. Anak-anak di Perumahan Metro Indah, bukanlah pengecualian....