Wednesday 7 June 2017

The Power of Sholawat (Part One)


Saya mendengar cerita berikut dari Ustad Yusuf Mansur, semoga Allah merahmati beliau, pada 13 Feb 2016 di TV One. Begitu touching and stimulating. Hingga sayang jika tidak diceritakan kembali (retell). Seperti banyak kasus penceritaan ulang,  penambahan atau pengurangan sana-sini kerap terjadi. Semoga saja STORYLINE-nya tidak menyimpang jauh.

***

Alkisah di sebuah negeri, hidup seorang raja yang saleh. Setiap malam, sang raja melantunkan paling sedikit seribu sholawat kepada Nabi Muhammad (selanjutnya setiap ditulis Nabi Muhammad, mari dawamkan/biasakan mengucap shollallahu ‘alaihi wa aalih wa ashaabih). Itu amalan rahasia sang raja. Tidak ada yang tahu kecuali dia. Tidak juga para permaisuri dan pengawal terdekatnya.
Dan layaknya setiap pendoa tulus, sang raja selalu dibalut harap dan cemas. Ia berharap lantunan sholawatnya didengar sang Nabi dan diterima oleh Allah swt. Di saat yang sama, ia cemas, karena tidak tahu apakah sholawat yang ia lantunkannya didengar oleh Sang Nabi dan  diterima oleh Allah swt.

***
Di negeri yang sama tinggal pasutri yang belum lama menikah. Kemiskinan membuat sang suami harus berhutang 500 keping emas kepada seorang saudagar. Hingga tempo pembayaran yang telah disepakati, lelaki miskin itu tidak mampu menepati kesepatan.

Lalu, atas nama hukum, lelaki miskin dihadapkan pada seorang hakim  yang lantas memutuskan untuk menjebloskannya ke penjara. Kepada sang hakim dan si kaya, si miskin memohon penangguhan barang satu hari saja. Ia ingin memberi kabar kepada sang istri. Ia ingin menguatkan sang istri. Ia berharap agar sang istri dapat melihat kenyataan ini sebagai ujian yang perlu dihadapi dengan selaut keihklasan.

Hakim setuju dengan syarat ada jaminan berupa uang atau orang.

Sungguh malang, si miskin tidak memiliki kedua-duannya.

Dalam kesedihan, si miskin menggumam sholawat dan lalu tampak tercerahkan. Ia katakan kepada hakim, bahwa ia menjadikan Rasulullah saw sebagai penjamin. Ia berjanji, jika keesokan hari ia tidak kembali, ia dapat diputuskan dan diwartakan sebagai bukan pengikut Muhammad saw. Sang hakim terperanjat namun akhirnya setuju untuk memberikan penangguhan.

No comments:

Post a Comment

Bela Diri di Perumahan Metro Indah

Prolog Anak-anak kini semakin rentan di-bully oleh sebaya atau pun orang dewasa. Anak-anak di Perumahan Metro Indah, bukanlah pengecualian....