Wednesday 7 June 2017

The Power of Sholawat (Part Three)


Begitulah.
Di malam yang sama. Di negeri yang madani itu.  Rasulullah  hadir di ruang mimpi si lelaki miskin, si hakim, dan si saudagar. Kehadiran sang Nabi, tanpa diketahui banyak orang,  juga  telah membawa kabar gembira kepada raja negeri itu.

Kepada sang hakim, Rasulullah saw datang dan memintanya untuk membayar hutang si miskin. Si hakim senang bukan kepalang. Ia merasa bahagia dapat bertemu Rasulullah dalam mimpinya. Ia senang karena dapat melakukan apa yang dituntunkan oleh sang Nabi.

Kepada sang saudagar, Rasulullah datang untuk memintanya membebaskan si miskin dari hutang 500 keping emas itu. Sama seperti sang hakim, ia  juga melonjak girang karena bermimpi bertemu sang Nabi. Sesuatu yang dirindukan oleh semua pemeluk Islam.
Sekian.

Epilog:
Malam beranjak menuju puncak.  Angin, berhembus dingin, mata siapa saja untuk terpejam. Seorang raja saleh tak kuasa jatuh tertidur di hitungan ke-500 dari sholawat yang ia lantunkan secara rahasia. Ketika adzan subuh membangunkannya, ia murung karena tadi malam ia seharusnya melantunkan 1000 sholawat.

Di pagi hari, kemurungan sang raja musnah setelah seorang lelaki miskin datang dan menceritakan mimpinya tadi malam. Si lelaki miskin bertutur lirih kepadanya, “Sholawat dari Paduka disaksikan oleh Baginda Nabi. 500 sholawat akan dianggap sebagai 1000 sholawat jika Paduka berkenan membantu hamba melunasi hutang sebesar 500 keping emas.”

Bagi sang raja, itu adalah berita terindah yang pernah didengarnya.

‘alan nabiy sholawaat


Retold freely by Dedi Irwansyah

No comments:

Post a Comment

Bela Diri di Perumahan Metro Indah

Prolog Anak-anak kini semakin rentan di-bully oleh sebaya atau pun orang dewasa. Anak-anak di Perumahan Metro Indah, bukanlah pengecualian....